#ToughtOfTheWeek Alon - Alon Asal Kelakon
by
Regina Abigail
- Desember 18, 2018
Siapa yang sering mendengar pepatah diatas?
Iya, alon-alon asal kelakon atau biar pelan asal selamat atau berjalan. Sebuah kalimat yang sering di katakan oleh orang tua, namun sebenarnya juga tidak diterapkan oleh mereka. Sering kan, merasa seperti di "buru-buru" sama orang tua (dan temen baiknya bapak dan ibu, tante, om, kakek, nenek, sepupu tante, kakak ipar sepupunya tante, dan lain-lainnya) untuk berbagai hal yang, jujur saja, mengganggu pikiran.
*Lagi kuliah* "Habis lulus, kamu ngapain? kerja kan?"
*Si A beli rumah* "Mendingan kamu beli rumah juga sekarang, lumayan kan untuk investasi!"
*Belum punya pacar* "Kok belum ada pacar? cepet-cepet cari dong!"
*Akhirnya punya pacar* "Si A udah nikah tuh, kamu nyusul dong!"
*Akhirnya nikah* "Sudah setahun nih, kamu belum isi? Mama mau nimang cucu nih!"
*Akhirnya punya anak* "Kapan isi lagi? Masa cuman satu?!"
dan sebagainya.
Ganggu? banget! rasanya ingin bilang "It is my life not yours!"
Kita yang tadinya sering bodo amat sama pertanyaan-pertanyaan tersebut, tak jarang jadi malah ikut kepikiran. Goals - goals yang sudah kita bangun pun goyah, lalu berujung pada kita yang harus berkompromi dengan tujuan hidup kita.
"Ah. Gue enggak mau kayak gitu!"
Eits! yakin bisa seperti itu? Gimana kalau yang minta adalah orang tua?. Sulit pastinya, apa lagi, yang bertanya adalah Ibu kita sendiri (terus mintanya di awali dengan kata-kata mutiara di padu dengan cerita perjuangan dia membesarkan kita).
Saya sering membahas hal ini dengan ibu saya. Saya selalu jujur kepada ibu saya bahwa pertanyaan-pertanyaan seperti itu memberatkan saya. Lalu, saya juga mendengarkan dari sisi Ibu saja tentang pendapatnya akan hal ini. Ibu saya berpendapat bahwa memang kalau dari sisi orang tua, pastinya mereka ingin yang terbaik bagi anaknya sehingga mereka ingin sekedar bertanya atau mengingatkan, karena mereka menghindari omongan orang. Tak jarang juga, menurut ibu saya, beberapa orang tua menganggap hidup adalah sebuah kompetisi yang harus di menangkan.
Memang, menanamkan "Life is not a race"adalah sesuatu yang sulit. Kebanyakkan orang berpikir bahwa "Saya harus lebih dari orang lain". Tetapi, cobalah bertanya pada diri sendiri, kira-kira apakah yang didapat dari memenangkan pertandingan tersebut? apakah sebanding dengan perjuangan yang kita lakukan dalam mencapai kemenangan tersebut?
Jika jawabannya "Ya" maka go ahead
Jika masih ragu-ragu, boleh mundur sebentar lalu merenung kembali tentang keputusan tersebut.'
Lalu boleh juga bertanya kepada orang lain yang mungkin bisa menyuarakan opini objektif. Kita masih perlu lho mendengarkan apa kata orang sebagai opini tambahan agar semakin yakin menimbang keputusan.
Lagi pula, yang terpenting dalam hidup kan kita bisa memenangkan pertandingan kita sendiri melawan kerasnya hidup, bukan? Biarlah pelan asal sampai tujuan dengan selamat.
Selamat hari Rabu!
Iya, alon-alon asal kelakon atau biar pelan asal selamat atau berjalan. Sebuah kalimat yang sering di katakan oleh orang tua, namun sebenarnya juga tidak diterapkan oleh mereka. Sering kan, merasa seperti di "buru-buru" sama orang tua (dan temen baiknya bapak dan ibu, tante, om, kakek, nenek, sepupu tante, kakak ipar sepupunya tante, dan lain-lainnya) untuk berbagai hal yang, jujur saja, mengganggu pikiran.
(source: Pinterest)
*Si A beli rumah* "Mendingan kamu beli rumah juga sekarang, lumayan kan untuk investasi!"
*Belum punya pacar* "Kok belum ada pacar? cepet-cepet cari dong!"
*Akhirnya punya pacar* "Si A udah nikah tuh, kamu nyusul dong!"
*Akhirnya nikah* "Sudah setahun nih, kamu belum isi? Mama mau nimang cucu nih!"
*Akhirnya punya anak* "Kapan isi lagi? Masa cuman satu?!"
dan sebagainya.
Ganggu? banget! rasanya ingin bilang "It is my life not yours!"
Kita yang tadinya sering bodo amat sama pertanyaan-pertanyaan tersebut, tak jarang jadi malah ikut kepikiran. Goals - goals yang sudah kita bangun pun goyah, lalu berujung pada kita yang harus berkompromi dengan tujuan hidup kita.
"Ah. Gue enggak mau kayak gitu!"
Eits! yakin bisa seperti itu? Gimana kalau yang minta adalah orang tua?. Sulit pastinya, apa lagi, yang bertanya adalah Ibu kita sendiri (terus mintanya di awali dengan kata-kata mutiara di padu dengan cerita perjuangan dia membesarkan kita).
Saya sering membahas hal ini dengan ibu saya. Saya selalu jujur kepada ibu saya bahwa pertanyaan-pertanyaan seperti itu memberatkan saya. Lalu, saya juga mendengarkan dari sisi Ibu saja tentang pendapatnya akan hal ini. Ibu saya berpendapat bahwa memang kalau dari sisi orang tua, pastinya mereka ingin yang terbaik bagi anaknya sehingga mereka ingin sekedar bertanya atau mengingatkan, karena mereka menghindari omongan orang. Tak jarang juga, menurut ibu saya, beberapa orang tua menganggap hidup adalah sebuah kompetisi yang harus di menangkan.
Memang, menanamkan "Life is not a race"adalah sesuatu yang sulit. Kebanyakkan orang berpikir bahwa "Saya harus lebih dari orang lain". Tetapi, cobalah bertanya pada diri sendiri, kira-kira apakah yang didapat dari memenangkan pertandingan tersebut? apakah sebanding dengan perjuangan yang kita lakukan dalam mencapai kemenangan tersebut?
Jika jawabannya "Ya" maka go ahead
Jika masih ragu-ragu, boleh mundur sebentar lalu merenung kembali tentang keputusan tersebut.'
Lalu boleh juga bertanya kepada orang lain yang mungkin bisa menyuarakan opini objektif. Kita masih perlu lho mendengarkan apa kata orang sebagai opini tambahan agar semakin yakin menimbang keputusan.
Lagi pula, yang terpenting dalam hidup kan kita bisa memenangkan pertandingan kita sendiri melawan kerasnya hidup, bukan? Biarlah pelan asal sampai tujuan dengan selamat.
Selamat hari Rabu!