#GinTravel WAISAK 2019

by - Mei 22, 2019



Dahulu waktu masih sekolah, setiap Waisak saya selalu nyempet-nyempetin buat liat siaran acara Waisak di Borobudur. Kenapa? Karena saya ingin lihat acara pelepasan lantern nya. Setelah bertahun-tahun cuman bisa nelihat dari TV, saya akhirnya memasukkan Waisak di Borobudur sebagai salah satu travelgoal saya. Jadi, kapanpun itu, saya harus bisa menyaksikan Waisak di Borobudur.

Akhirnya, kesempatan itu datang juga.  Senang? Banget! Saking membuncahnya perasaan ini, saya sampai enggak bisa tidur sepanjang perjalanan karena memikirkan keseruan acara ini.

Untuk Waisak kali ini saya sengaja pakai tour supaya sudah tidak “mikir”  untuk masalah akomodasinya (alias tinggal duduk aja lol).  Akomodasi apa saja sih? Tidak hanya bus pulang-pergi Magelang dan makan saja yang di atur oleh tour, tetapi juga kartu peserta dan tiket untuk lampion. Kartu peserta ini bagaikan “kartu sakti” atau kartu all access selama acara Waisak ini berlangsung. Dengan kartu ini, saya mendapat kesempatan untuk masuk ke berbagai prosesi dalam acara ini. Konon, kartu ini agak susah di dapat mengingat pihak Walubi / panitia acara pastinya mementingkan umat yang beribadah ketimbang traveller.

Sebetulnya banyak tour yang menawarkan open trip Waisak, namun saya pilih tour AADC 2 karena cocok dengan salah satu paketnya. Ada beberapa paket yang di tawarkan, kalau saya sih pilih yang paket B, yaitu paket yang hanya sampai pelepasan lentera saja karena pikir saya toh saya kan bukan umat Buddha, jadi tidak perlulah untuk sampai mengikuti prosesi ibadah sampai selesai.
Prosesi Waisak kali ini dimulai dari Candi Mendut untuk menyaksikan prosesi pembacaan Parita Suci. Ada sekitar 3 aliran dalam pemahaman Buddha , nantinya semuanya akan maju satu-satu (per aliran) untuk membacakan Parita Suci.





Setelah pembacaan Parita Suci selesai, semua umat bersiap untuk berjalan kaki ke Borobudur sekaligus menyaksikan pawai. Pawai acara ini diramaikan tidak hanya oleh orang Indonesia dan warga sekitar, juga oleh para Biksu dan Biksuni mancanegara.












Sambil menunggu prosesi light of peace atau pelepasan lentera, ada waktu luang yang bisa digunakan untuk berjalan – jalan di Borobudur. Namun untuk yang beragama Buddha, bisa ikut ibadah di beberapa tenda sesuai dengan aliran masing-masing.

Tiba saatnya untuk pelepasan lampion!. Sebelum pelepasan lampion, semua peserta wajib mengikuti meditasi singkat dan penjelasan akan makna acara pelepasan lampion yang dinamakan “light of peace” ini.  Maknanya sendiri adalah untuk menemukan inner peace didalam diri kita. Kita sesungguhnya tidak mempunyai kuasa untuk merubah dunia sekitar kita; namun atleast kita punya kuasa untuk merubah diri kita sendiri, melalui kedamaian dalam hati. Berdamai dengan diri sendiri memang hal yang paling sulit, namun balik lagi, kita manusia mempunyai kuasa untuk melakukan hal itu. Oh iya, selain menerbangkan lampion, kita juga menuliskan harapan-harapan kita untuk nantinya ikut diterbangkan dengan lampion.

Sampai juga pada acara puncaknya, yaitu pelepasan lampion!. Satu lampion biasanya untuk 4 orang, untuk pembagian groupnya tergantung dimana kita duduk saat meditasi. Tidak usah merasa “kagok” karena satu group dengan orang lain. Justru seru karena bisa kenalan dengan orang lain.












Saya sempat berkaca-kaca sewaktu lampion diterbangkan. Bukan hanya achievement yang sudah saya unlock, tetapi juga terharu akan lancarnya acara ini berlangsung. Saya sangat bangga, di Indonesia, umat Buddha adalah minoritas. Namun, kita bisa memiliki acara yang di consider sebagai salah satu perayaan keagamaan besar di Indonesia, yang bahkan perayaan agama yang notabene bukan agama mayoritas di Indonesia. Ini betul-betul sebagai bukti bahwa ditengah banyaknya issue kesenjangan social antara mayoritas-minoritas di Indonesia, ternyata masih ada bukti nyata solidaritas antar agama dan ras.

Akhir kata, ikut dalam perayaan Waisak di Borobudur adalah salah satu kegiatan yang worth to try once in your life time. Tahun depan ingin ikut lagi tidak? Mau dong, pasti. Tapi tahun depan mau coba untuk mengikuti perayaan sampai selesai alias sampai pagi esoknya hehe.

Sampai pada jalan-jalan selanjutnya!

You May Also Like

0 comments