Intermezzo - My Endometriosis Cyst Removal Journey

by - Mei 14, 2019

Hai semua!

Lagi-lagi, janji diingkari. Janjinya setiap seminggu sekali posting, eh malah kelewat berbulan-bulan!

Tetapi kali ini bukan "sibuk" kok yang akan jadi excuse, justru kesehatan lah yang menjadi dalang utama dari absennya saya dari blog.

Mundur ke awal Februari, tepatnya saat CNY 2019. Saya memang bukan keturunan Tionghoa, tetapi saya hobi sekali membaca ramalan shio ( yaaa ramalan apa saja sih sebetulnya HEHE). Semuanya bagus, namun hanya kesehatan yang mendapat lampu merah untuk tahun ini. Saya pada waktu itu percaya tidak percaya karena "Masa sih, orang gue oke oke aja".

Tetapi sepertinya Tuhan menghendaki ramalan kesehatan tersebut menjadi kenyataan. Bulan Maret  lalu saya harus operasi pengangkatan kista cokelat di indung telur saya. Ketahuannya tidak sengaja, saya merasa sakit bila buang air kecil dan juga suhu badan saya mencapai 40 C. Walaupun sudah diberi antibiotik, sakit saya tidak kunjung reda. Maka itu saya kembali ke dokter yang kemudian menyarankan saya untuk tes radiologi yang berujung pada rujukkan ke dokter obgyn. Dengan dokter obgyn lah saya diberi tau bahwa di indung telur saya ada kista sebesar yang besarnya sudah hampir sama seperti bayi 5 bulan. Dan lebih parahnya lagi sudah menekan saluran kemih saya, makanya setiap saya buang air kecil terasa sakit.





Terus, kok bisa?
Kata dokter, ini akibat reproduksi (hormon) saya yang tinggi. Jadi, begitu periode menstruasi habis, sisa darah menstruasi saya masih banyak. Darah yang tidak keluar tersebut kembali ke atas, menuju indung telur saya. Hal ini semakin diperparah oleh gaya hidup saya yang tidak saya jaga (who doesn't love fast food in the middle of the night, wine at saturday night, smoking at your bad days? and oh! not to mention all those pain killers I swallowed in order to stop menstrual cramp), kista tersebut berkembang dan mengganggu kesehatan saya.

Duh, tidak pernah terbayang harus berhadapan dengan penyakit yang melibatkan hormon seperti ini.

Sebetulnya, sudah ada tanda-tanda sebelumnya yang tidak saya perhatikan. Misalnya saja rasa sakit setiap menstruasi. Yes! saya manusia yang selalu ambil cuti hari pertama menstruasi. Sebetulnya lumrah bila merasa sakit setiap menstruasi, tetapi rasa sakit yang saya rasakan bisa dibilang 10X lipat dari rasa sakit menstruasi kebanyakkan orang.

Di karenakan kondisi kista saya yang sudah masuk "lampu merah", saya harus segera di operasi. Tetapi, karena saya belum pernah hamil (dan melahirkan), saya di laporoskopi (click to now more!).

Kenapa tidak operasi caesar saja?
Karena operasi caesar bisa berujung pengangkatan indung telur, sementara saya belum pernah melahirkan.

Lalu, bagaimana operasinya?
Sempat "drama". Operasi yang seharusnya rata-rata selesai 2,5 jam, berakhir menjadi 5 jam dan bahkan hampir saja operasi laporoskopi saya berubah menjadi bedah umum alias caesar. Kenapa? karena letak kista saya yang sulit di raih, sementara darah saya sudah banyak terambil.


Jadi sekarang apakah sudah sembuh?
Faktanya kista tidak bisa sembuh kecuali saya melahirkan (biaya sembuh kista = gedung untuk nikah. HE HE mahal ya buat sembuh). Tetapi, bisa di maintain untuk tidak kumat lagi. saya pun sampai sekarang masih dalam "treatment" khusus. Selama dalam kurun 6 bulan ini, saya harus di suntik untuk puasa menstruasi dahulu untuk menghindari kemungkinan terbentuknya kista lagi. Namun, suntikkan tersebut tidak bisa untuk jangka panjang karena akan berpengaruh pada kesehatan saya. Untuk itu, mengganti pola hidup adalah jawabannya. Dokter saya sendiri menyarankan plant based diet, namun tidak boleh banyak mengkonsumsi soy dan ayam ( kalau kepepet makan ayam ya harus ayam kampung) karena itu adalah trigger untuk hormon.

Saya bukan manusia yang perduli akan kesehatan karena moto hidup saya "semua adalah kehendak Tuhan". Kadang memang manusia harus kena "sentilan" dahulu untuk lebih sadar dalam menjaga kesehatan. Walaupun dalam kasus saya, bukan sentilan lagi yang saya terima namun cubitan, tetapi membuat saya sedikit-sedikit merubah pola hidup saya.

Ah, sudahlah! yang penting sudah berlalu semuanya. Sekarang saya sedang dalam masa pemulihan. Doakan saya terus ya!


You May Also Like

0 comments